Ukiran Siluet Bambu Salah Satu Karya WBP Lapas Permisan Yang Diminati

    Ukiran Siluet Bambu Salah Satu Karya WBP Lapas Permisan Yang Diminati
    Humas Vermis 1908

    CILACAP - Ukiran siluet bambu yang merupakan salah satu hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan banyak diminati oleh pemesan dari luar pulau, Minggu ( 6/11/2022 ).

    Kreatifitas warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Permisan Nusakambangan terus digali oleh petugas di bimbingan kerja. Berbagai metode pendekatan serta penyaluran bakat diterapkan agar potensi yang mereka miliki dapat disalurkan serta berkembang. Salah satunya dengan memfasilitasi para WBP untuk menuangkan ide serta keterampilan mereka dalam bentuk kerajinan tangan.

    Dari sekian banyak kerajinan tangan yang menarik perhatian adalah ukiran siluet bambu. Karya ini terbentuk setelah petugas memberikan gambaran mengenai berbagai macam kerajinan tangan bernilai jual serta pertimbangan potensi sumber daya alam Nusakambangan yang melimpah.

    Dalam pembuatan kerajinan siluet bambu, Seksi Bimbingan Kerja melibatkan tiga warga binaan yang sudah disidang oleh Tim Pengamat Pemasyarakatan dan dinyatakan dapat mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian. Karya pertama yang dibuat berupa siluet wajah Bung Karno, sementara karya kedua dan ketiga berupa siluet wajah pemesan telah laku terjual.

    Kaslam Priyanto selaku Kasubsi Bimbingan Kerja menjelaskan bahwa potensi penjualan produk ini cukup menjanjikan terutama memiliki ketrampilan, skill dan daya tarik tersendiri. 

    "Siluet ini cukup banyak diminati, terutama pemesan yang menginginkan siluet wajah seseorang yang spesial sebagai kenang-kenangan maupun kado, " ungkap Kaslam.

    Kedepannya kerajinan ini akan terus dikembangkan untuk mencapai mangsa pasar yang diharapkan. Sehingga target PNBP yang dicanangkan oleh kementerian dapat terpenuhi.

    permisan nusakambangan siluet bambu
    Candra Putra

    Candra Putra

    Artikel Sebelumnya

    Gladi Pengamanan dan Tinjau Venue, Kapolri...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait