Lapiak Pandan Kambang, Menenun Memori dan Tradisi di Lengayang

    Lapiak Pandan Kambang, Menenun Memori dan Tradisi di Lengayang

    KAMBANG - Dulu, jika kita berjalan-jalan di kampung-kampung di Kambang, Lengayang, Pesisir Selatan, hampir di setiap rumah kita akan menemukan Lapiak Pandan—tikar pandan yang memikat mata dengan keindahan motif anyamannya dan harum khas daun pandan yang begitu alami. Lapiak ini bukan sekadar alas duduk atau tidur; ia adalah simbol kearifan lokal, seni, dan tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Lengayang. Tapi kini, adakah lagi jejaknya? 

    Lapiak Pandan, Tikar Favorit Zaman Dahulu
    Pada masa itu, lapiak pandan adalah benda yang wajib ada di setiap rumah. Tikar ini bukan hanya digunakan untuk sehari-hari, tetapi juga menjadi kebanggaan saat menjamu tamu. Anyaman yang halus, warna-warna yang dihasilkan dari daun pandan yang diolah dengan cara tradisional, membuat lapiak pandan begitu dicintai. Setiap helai tikar adalah hasil kerja keras para perempuan Kambang yang dengan telaten memetik, menjemur, dan menganyam daun pandan dengan penuh cinta. 

    Lapiak pandan juga menyimpan cerita budaya yang begitu kaya. Dalam acara-acara adat, seperti kenduri atau pesta pernikahan, tikar ini menjadi simbol keramahan dan penghormatan kepada tamu. Duduk di atas lapiak pandan berarti menjadi bagian dari cerita panjang kehidupan masyarakat Lengayang. 

    Mengapa Kini Lapiak Pandan Kian Langka?
    Namun, seiring berjalannya waktu, lapiak pandan mulai kehilangan tempat di hati masyarakat. Tikar plastik, yang lebih murah dan mudah didapatkan, mulai menggantikan posisi lapiak pandan. Generasi muda pun semakin jarang melihat proses pembuatannya, apalagi mempelajarinya. Tidak heran jika sekarang lapiak pandan hanya bisa ditemukan di segelintir rumah atau menjadi benda nostalgia yang tersimpan di sudut-sudut rumah tua. 

    Selain itu, pandan sebagai bahan baku mulai sulit ditemukan. Hutan pandan yang dulu tumbuh subur di sekitar Kambang kini perlahan tergeser oleh pembangunan dan alih fungsi lahan. Sementara itu, para penganyam tradisional semakin sedikit jumlahnya. Seni menganyam yang dulu diwariskan dari nenek ke cucu kini mulai memudar, tergerus oleh modernisasi. 

    Saatnya Menghidupkan Kembali Lapiak Pandan
    Apakah kita akan membiarkan lapiak pandan lenyap begitu saja? Tentu tidak. Lapiak pandan adalah bagian dari identitas budaya Kambang, sebuah karya yang merepresentasikan keindahan dan kearifan lokal masyarakat Lengayang. 

    Mungkin sudah waktunya kita memikirkan cara untuk melestarikannya. Lapiak pandan bisa diangkat kembali sebagai warisan budaya Lengayang, yang tidak hanya diproduksi untuk kebutuhan lokal tetapi juga untuk pasar yang lebih luas. Dengan pengemasan yang kreatif, lapiak pandan bisa menjadi suvenir khas Pesisir Selatan yang menarik bagi wisatawan. 

    Pemerintah daerah, komunitas seni, dan masyarakat perlu bergandengan tangan untuk mendukung para penganyam lapiak pandan. Pelatihan bagi generasi muda, pembukaan pasar bagi produk lokal, serta pelestarian pandan sebagai bahan baku adalah langkah awal yang bisa dilakukan. 

    Lapiak Pandan Sebagai Simbol Kearifan Lokal
    Lapiak pandan bukan hanya sebuah tikar. Ia adalah kisah tentang kerja keras, seni, dan cinta pada tradisi. Melestarikannya berarti menjaga agar generasi mendatang tetap dapat merasakan keindahan dan makna dari sebuah warisan budaya yang telah ada selama ratusan tahun. 

    Masih adakah lapiak pandan di Kambang? Jawabannya ada pada kita semua. Jika kita mau menjaga dan merawatnya, lapiak pandan bisa kembali hadir, tidak hanya sebagai benda nostalgia tetapi sebagai ikon budaya yang membanggakan masyarakat Lengayang dan Pesisir Selatan. Mari kita hidupkan kembali tradisi ini, untuk masa depan yang tetap menghargai akar budaya kita.  (Hendri Kampai)

    hendri kampai lapiak pandan kambang lengayang
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Saat Kenaikan Pajak Menjadi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Terima Kunjungan Anggota DPD RI, Adm Perhutani Bondowoso Paparkan Kesiapan Penanggulan Bencana
    Wujudkan Solidaritas TNI di Perbatasan, Satgas Yonif 144/Jaya Yudha Gelar Karya Bakti
    Forkompimka Koramil 0811/11 Kenduruan Bersama Seluruh Elemen Masyarakat Kerja Bhakti Di Pasar Rakyat
    Babinsa Koramil 1418-01/Mamuju Bersama Masyarakat Gelar Karya Bakti Pembersihan Jalan
    Satgas Yonif 715/Mtl rayakan Natal dengan masyarakat

    Ikuti Kami