Lapas Permisan Nusakambangan Turut Majukan Batik Nasional

Cilacap - Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah ikut memajukan Batik Nasional, Minggu (2/10).

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Permisan menghasilkan produk batik tulis, cap dan printing kombinasi. Dengan begitu kaya dengan motif batiknya yang indah dan penuh makna. Salah satu motif batik Wijayakusuma.

Baca juga: Begini kedekatan Bupati Barru Suardi Saleh Dengan Sejumlah Jurnalis di Barru

Motif batik khas Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah ini populer di kalangan kemenkumham Kanwil Jawa Tengah ini berkat bentuknya dan perpaduan warnanya yang unik. Di tangan WBP para perajin batik, beragam kreatifitas warna-warna lahir dari motif batik Wijayakusuma ini.

Selain warna dan bentuknya yang menarik, motif batik Wijayakusuma ini memiliki kekuatan magis di baliknya. Untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober,  kamu perlu mengetahui makna di balik motif Wijayakusuma. Berikut, penjelasan selengkapnya.

Baca juga: Terima 1000 Ekor Sapi, Mas Dhito Dorong Peternak Bisa Diversifikasi Produk

Pada tahun 2022 ini Batik Nusakambangan kembali memamerkan motif terbarunya yaitu “Wijayakusuma Nusakambangan”. Filosofi yang terkandung dalam batik ini yaitu penguripan atau dalam bahasa Indonesia berarti penghidupan. Mardi Santoso, Kalapas Permisan Nusakambangan menjelaskan bahwa batik ini dibuat dengan harapan pemakainya dapat memiliki kehidupan yang indah dan mempunyai kedudukan yang disegani oleh masyarakat.

“Jadi Wijayakusuma itu diartikan sesuatu yang berwibawa sekaligus menyejukkan, ” papar Mardi Santoso.

Baca juga: Bawa Brand Lokal, Ketua TP PKK Kota Makassar Launching 3Second

Lebih lanjut Mardi Santoso menjelaskan Secara etimologi, wijayakusuma berasal dari dua kata yaitu wijaya dan kusuma. Dalam bahasa Jawa Kuno wijaya berarti kemenangan/keberhasilan sedangkan kusuma berarti bunga. Bunga wijayakusuma identik dengan tradisi penobatan raja-raja Jawa. Bagi kerajaan-kerajaan Jawa dulu, bunga wijayakusuma merupakan simbol dewa pemelihara. 

Oleh karena itu raja yang baru dilantik biasanya akan mendapatkan bunga wijayakusuma sebagai pengingat supaya memelihara dan mengayomi rakyatnya dengan baik.

Baca juga: Bupati Barru Suardi Saleh: Selamat Hari Ibu Ke-93

"Karena peranan yang cukup signifikan dalam kebudayaan Jawa serta nilai-nilai luhur yg ada di dalamnya inilah yang menjadi inspirasi terciptanya batik "Wijayakusuma Nusakambangan", pungkas Mardi Santoso.