KLUNGKUNG - Ketua Umum Dewan Koordinator Nasional (DEKORNAS) Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (PUSKOR HINDUNESIA) dan jajarannya bertemu langsung dengan I Nyoman Suwirta, S.Pd., M.M., di kantor Bupati Klungkung, Rabu (08/02/2023).
Menghubungi Wakil Ketua Humas Dekornas Puskor Hindunesia, I Dewa Sudarsana melalui pesan elektronik, Ia menjelaskan pertanyaan bahwa I Nyoman Suwirta didapuk menjadi anggota kehormatan Puskor Hindunesia dengan memasang pin secara langsung.
" Sebenarnya posisi menjadi anggota kehormatan itu bisa milik siapa saja, karena kita organisasi keumatan (Hindu). Siapa yang berkontribusi baik terhadap Hindu tentu menjadi bagian dari anggota kami di Puskor Hindunesia, "ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Puskor Hindunesia juga menyerahkan cinderamata berupa Kalender Puskor Hindunesia kepada Bupati Klungkung. Ketertarikan Puskor Hindunesia adalah menggali ilmu tentang arahan perihal ekonomi kerakyatan yang nantinya berbasis pada keumatan.
" Kita ingin pak bupati berbagi ilmu tentang ekonomi, Koperasi dan lainnya yang berbasis keumatan. Beliau kan sebelum bupati adalah seorang pengusaha, pengurus koperasi, property dan lainnya, " ujar Sudarsana, yang juga terlihat disana Sekretaris Jenderal Puskor Hindunesia Anak Agung Gede Agung yang ikut beraudensi dengan Bupati Klungkung.
Baca juga:
Haul Gusdur Dan Tahlil Akbar Di Majalengka
|
Arahan yang diberikan juga menjadi ilmu baru bagi Puskor Hindunesia untuk bagaimana memiliki organisasi yang sehat, baik dan maksimal.
" Beliau bercerita dari awal masuk ke pemerintahan. Banyak cibiran dengan tagline GEMA SANTIH. Bagaimana beliau bisa menghadapi itu, itu penting kita pahami, " tekan Dewa Sudarsana.
Kemudian menghubungi Ketua Umum Puskor Hindunesia Dr. Ida Bagus K. Susena, S.Kom., menanyakan hal yang sama.
" Bukan merekrut, agar tak salah tanggap. Menjadikan semua tokoh lintas profesi untuk ikut peduli membangun wadah pelayanan dan pengabdian keumatan tanpa melihat sekat-sekat kelompok dan kepentingan di luar keumatan Hindu Nusantara, " ungkap Susena yang getol berjuang untuk kepentingan umat Hindu ini.
Ia juga menjelaskan pentingnya memahami visi misi Puskor Hindunesia agar tak terjebak dalam penyempitan tujuan membangun wadah 'independen' keumatan yang bebas dari intervensi, penekanan dan pengalihan fungsi organisasi menjadi alat politik praktis atau kekuasaan.
" Kita harapkan sinergi dan keikutsertaan semua komponen, yang merasa peduli dan menjadi insan Hindunesia, justru harus datang dari kesadaran diri, bukan oleh sistem rekrutmen organisasi semata "
Ia juga melengkapi penjelasannya tujuan dari audiensi adalah memperkenalkan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang visi, misi, tujuan dan arah gerak kita kepada setiap orang khususnya yang memegang kendali kekuasaan agar mereka sebagai pemimpin Hindu dapat mengenal dan memahami organisasi kita.
"Tidak kemudian membangun persepsi personal atau mendengar sepintas dari orang lain "
Ditanya tentang organisasi yang ikut berpolitik, " Kita tetap berpolitik karena organisasi pada intinya adalah politik, tapi politik kita adalah Politik Dharma yang artinya mengusung idealisme keumatan untuk tujuan dan kepentingan Hindu Indonesia, " pungkasnya. (Ray)